Ekspansi Bisnis menggunakan Dana IPO

Bagikan artikel

Secara umum, tujuan perusahaan melakukan IPO adalah mendapatkan modal kerja yang digunakan untuk ekspansi bisnis perusahaan.

Dampak nyata dari penggunaan dana IPO untuk ekspansi bisnis ini dapat terlihat dari pertumbuhan aset, omzet, dan laba bersih yang signifikan.

Mari kita bahas bagaimana sebuah perusahaan menggunakan dana IPO untuk keperluan ekspansi bisnis.

Rencana ekspansi bisnis perusahaan

Perusahaan yang mempertimbangkan untuk IPO harus memiliki rencana ekspansi bisnis yang jelas dan terukur.

Contoh ekspansi bisnis yang biasanya dilakukan antara lain:

  • Peningkatan kapasitas produksi
  • Perluasan jaringan distribusi
  • Pengembangan produk
  • Investasi teknologi 
  • Ekspansi ke pasar baru

Investor akan menilai prospek pertumbuhan perusahaan berdasarkan rencana ekspansi tersebut. Perusahaan dapat meyakinkan calon investor bahwa dana IPO akan digunakan secara efektif untuk meningkatkan nilai perusahaan di masa depan.

Sumber pendanaan: Utang atau Saham?

Setelah membuat perencanaan ekspansi, saatnya mempertimbangkan dengan cara apa ekspansi bisnis akan didanai?

Ada 2 jenis pendanaan yaitu melalui utang dan saham.

Masing-masing metode pendanaan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Di Indonesia metode pendanaan yang umum digunakan adalah utang.

Karakteristik pendanaan melalui utang adalah sebagai berikut:

  • Terdapat bunga yang harus dibayarkan secara berkala kepada pemberi utang (kreditur).
  • Ada waktu jatuh tempo, di mana pokok pinjaman harus dilunasi oleh debitur

Karakteristik pendanaan melalui saham adalah sebagai berikut:

  • Tidak ada kewajiban bunga yang harus dibayarkan. Sebagai gantinya, perusahaan membagikan dividen sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap pemegang saham (shareholder).
  • Tidak ada waktu jatuh tempo.
  • Berpotensi mengurangi porsi kepemilikan pemegang saham lama atau dilusi saham.

IPO sebagai metode pendanaan yang murah

IPO merupakan salah satu metode pendanaan berbasis saham yang dilakukan dengan cara menawarkan saham perusahaan kepada investor publik.

Dengan cara IPO, perusahaan memperoleh dana dari investor tanpa harus menanggung beban bunga dan melunasi pinjaman pokok seperti utang bank atau penerbitan obligasi.

Maka dari itu, perusahaan lebih fleksibel dalam menggunakan modalnya untuk berinvestasi.

Setelah IPO, perusahaan menjadi perusahaan terbuka yang mempunyai konsekuensi seperti keterbukaan informasi dan tekanan dari pemegang saham. Namun, biaya modal  untuk IPO sering kali lebih rendah dibandingkan dengan biaya utang (cost of fund).

Oleh karena itu, IPO merupakan metode pendanaan yang cocok bagi perusahaan yang ingin tumbuh jangka panjang tanpa terbebani oleh beban finansial.

Contoh kasus biaya IPO lebih murah dibandingkan utang

Pada tanggal 8 September 2021, PT. Kedoya Adyaraya Tbk (Kode saham : RSGK) melaksanakan IPO senilai Rp 319,8 miliar. Total biaya dari IPO ini adalah Rp 4,6 miliar.

Mari kita bandingkan jika PT. Kedoya Adyaraya Tbk menggunakan metode pendanaan utang bank dengan asumsi biaya provisi 0,5% dan bunga 8%/tahun.

  • Biaya provisi bank (di awal): Rp1,59 miliar
  • Angsuran tahunan: Rp47,6 miliar/tahun

Jika PT. Kedoya Adyaraya Tbk metode pendanaan IPO:

Dapat kita lihat perbandingannya, terutama pada biaya tahunan (annual cost of fund).

Menggunakan metode utang, perusahaan wajib membayarkan bunga dan angsuran pokok utang senilai Rp47,6 miliar/tahun.

Menggunakan metode IPO, perusahaan membayar biaya listing tahunan di BEI maksimal sebesar Rp250 juta/tahun.

Pengaruh IPO terhadap pertumbuhan

Tujuan utama dari IPO adalah mendorong pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan aset, omset, dan laba bersih.

Dana yang diperoleh digunakan perusahaan untuk ekspansi bisnis, akuisisi aset, serta peningkatan kapasitas produksi.

Contoh kasus pengaruh penggunaan dana IPO untuk pertumbuhan

PT. Cisarua Mountain Dairy Tbk (Kode saham: CMRY) setelah mendapatkan dana IPO sebesar Rp 3,6 Triliun mampu meningkatkan pertumbuhan omzet sebesar 15%/tahun. Angka ini merupakan angka yang spektakuler, mengingat angka pertumbuhan ini dalam skala triliun rupiah.

Pada saat IPO, Cimory mencatatkan omzet sebesar Rp 4 Triliun. Omzet Cimory hingga 2024 terus bertumbuh hingga mencapai Rp 8,8 Triliun. Pertumbuhan omzet ini dapat dicapai Cimory dengan pemanfaatan dana IPO untuk memperluas jaringan distribusi, perluasan lahan pabrik (menambah kapasitas produksi), dan investasi ke anak usaha.

Tujuan IPO lainnya...

Klik untuk mempelajari lebih lanjut
Bagikan artikel
Butuh konsultasi untuk IPO?